ADHITYASF

WELCOME TO ADHITYASF BATAM MANIA

Sabtu, 09 Juli 2011

perihal cinta by: khalil ghibran

Lalu berkatalah Almitra,
Bicaralah pada kami perihal Cinta.
Dan dia mengangkatkan kepalanya dan memandang ke arah kumpulan manusia itu, dan keheningan menguasai mereka.
Dan dengan suara lantang dia berkata:
Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman.
Kerana sebagaimana cinta memahkotai engkau,
demikian pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu,
demikian pula dia ada untuk mencantasmu.
Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi.
Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya.
Dia menghempuk engkau hingga kau telanjang
Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu.
Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih.
Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta,
supaya bisa kau fahami rahsia hatimu,
dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.
Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri.Cinta tiada memiliki,
pun tiada ingin dimiliki;
Kerana cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan.
“Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta,
pabila dia menilaimu memang pantas,
mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya.
Namun pabila kau mencintai dan memerlukan keghairahan,
biarlah ini menjadi keghairahanmu:
Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai,
yang menyanyikan alunannnya bagai sang malam.
Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.
Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta;
Dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira.
Terjaga di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;
Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu. .......

LAGU OMBAK

Pantai yang perkasa adalah kekasihku,
Dan aku adalah kekasihnya,
Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,
Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.
Kupergi padanya dengan cepatLalu berpisah dengan berat hati.
Membisikkan selamat tinggal berulang kali.
Aku segera bergerak diam-diamDari balik kebiruan cakerawala
Untuk mengayunkan sinar keperakan buihku
Ke pangkuan keemasan pasirnya
Dan kami berpadu dalam adunan terindah.
Aku lepaskan kehausannya
Dan nafasku memenuhi segenap relung hatinya
Dia melembutkankan suaraku dan mereda gelora di dada.
Kala fajar tiba, kuucapkan prinsip cintadi telinganya, dan dia memelukku penuh damba
Di terik siang kunyanyikan dia lagu harapan
Diiringi kucupan-kucupan kasih sayang
Gerakku pantas diwarnai kebimbangan
Sedangkan dia tetap sabar dan tenang.
Dadanya yang bidang meneduhkan kegelisahan
Kala air pasang kami saling memeluk
Kala surut aku berlutut menjamah kakinya
Memanjatkan doaSeribu sayang, aku selalu berjaga sendiri
Menyusut kekuatanku.
Tetapi aku pemuja cinta,
Dan kebenaran cinta itu sendiri perkasa,
Mungkin kelelahan akan menimpaku,
Namun tiada aku bakal binasa.

K-G

Jumat, 08 Juli 2011

HATI SEORANG AYAH

Hati Seorang Ayah
Suatu ketika ada seorang anak perempuan yg bertanya kepada ayahnya,
tatkala tanpa sengaja ia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya
yang mulai berkerut,dengan badanya yang mulai membungkuk, disertai
suara batuknya ayahnya khas.
Anak perempuan itu bertanya kepada ayahnya, : “ayah, kenapa wajah
ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kiat membungkuk???”
demikian pertanyaannya ketika ayahnya sedang santai di beranda,
Si ayah menjawab ” Karena aku lelaki “
Anak perempuan itu berkata sendirian ” aku tidak mengerti”
dengan berkerut kening karena jawaban ayahnya membuat hatinya
bingung dan ga mengerti.
Ayah hanya tersenyum, dipeluk dan dibelainya rambut anaknya sambil
menepuk bahunya dan berkata “Anakku kamu memang belum mengerti
tentang lelaki “. Demikian bisik sang ayah yang membuat
anaknya bertambah bingung.
Karena perasaan ingin tahu dan ia mendapatkan ibunya lalu bertanya
kepada ibunya “Ibu, mengapa wajah ayah kian berkerut dan badan ayah kian hari kian
membungkuk? dan sepertinya ayah mengalami demikian tanpa ada keluhan
atau rasa sakit ???”
Ibunya menjawab “Anakku, jika memang seorang lelaki bertanggung
jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian “.
Hanya itu jawaban si ibu dan anak itupun kemudian tumbuh dan menjadi
dewasa, tapi ia tetap masih mencari-cari jawaban, kenapa wajah
ayahnya yang tampan berubah menjadi berkerut dan badannya
membungkuk??
Hingga suatu malam ia bermimpi, dan didalam mimpinya ia seolah-olah
ia mendengar suara yg lembut dan kata-katanya terdengar dengan jelas,
itu ternyata rangkaian jawaban pertannyaannya selama ini yang selalu
ia cari.
“Saat kuciptakan lelaki, AKU membuatnya sebagai pemimpin keluarga,
serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga tersebut, dan ia
senantiasa akan berusaha menahan setiap ujungnya agar keluarganya
senantiasa merasa aman, teduh dan terlindungi.”
“Kuciptakan bahunya yg kuat dan berotot untuk membanting tulang
menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat
untuk melindungi seluruh keluarganya.”
“Kuberi kemauan kepadanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yg
berasal dari titisan keringatnya sendiri yang halal dan bersih,
walaupun seringkali ia mendapat cercaan dari anak-anaknya,”
“Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya
pantang menyerah, demi keluarganya ia merelakan kulitnya tersengat
panasnya matahari, demi keluarganya ia merelakan badannya berbasah
kuyup kedinginan karena tersiram hujan dan terhembus angin, ia
relakan tenaga perkasanya demi keluarganya dan yang selalu dia ingat
adalah disaat semua keluarganya menanti kedatangannya dengan
mengharapkan hasil jerih payahnya.”
“Kuberikan kesabaran,ketekunan dan dan kesungguhan yang akan membuat
dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa ada
keluh kesah. walaupun disetiap perjalanan hidupnya keletihan dan
kesakitan seringkali menerpanya.”
“Kuberikan perasaan kuat dan gigih untuk berusaha berjuang demi
mencintai dan mengasihi keluarganya, didalam suasana dan situasi
apapun, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya dan
hatinya.”
“Padahal perasaannya itu pulalah yang telah memberikan rasa aman
disaat anak-anaknya tertidur lelap, serta sentuhan perasaannya itulah
yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu
anaknya agar selalu saling mengasihi dan menyayangi sesama
saudara.”
“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan kepadanya untuk memberikan
pengertian dan kesadaran kepada anak-anaknya tentang saat kini dan
saat mendatang,bahkan seringkali ditentang dan ditolak oleh anak-
anaknya.”
“Kuberikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan
pengetahuan dan kesadaran bahwa istri yang baik adalah istri yang
setia terhadap suaminya, istri yang baik adalah istri yang selalu
menemani dan bersama-sama menjalani perjalanan hidup baik suka maupun
duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap
kesetiaan yang diberikan kepada istri,agar tetap berdiri, bertahan,
sepadan dan saling melengkapi dan saling mengasihi.”
“Kuberikan kerutan diwajahnya agar menjadi bukti, bahwa lelaki itu
senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan
cara agar keluarganya dapat hidup didalam keluarga bahagia dan
badannya yang bungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai lelaki
yang bertanggung jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa
berusaha mencurahkan sekuat tenaga dan segenap perasaannya,
kekuatannya, kesungguhannya demi kelanjutan hidup keluarganya.”
“Kuberikan kepada lelaki tanggung jawab penuh sebagai pemimpin
keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan sebaik-
baiknya, dan hanya inilah kelebihan yang hanya dimiliki oleh lelaki.
walaupun sebenarnya amanah ini adalah di dunia dan di akhirat.”
Terkejut anak dari tidurnya dan segera ia berlari, berlutut dan
berdo’a hingga menjelang subuh,setelah itu ia hampiri bilik ayahnya
yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri si anak menggenggam
dan mencium telapak tangan ayahnya.
“AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH”
Bila ayah masih hidup jangan sia-siakan membuat hatinya tersenyum dan
gembira,Bila ayah telah tiada jangan putuskan tali silaturahim yang
telah dirintisnya, dan do’akan agar TUHAN selalu menjaganya dengan
sebaik-baiknya.

PERNAHKAH ANDA MENATAP ORANG TERDEKAT ANDA SAAT MEREKA TIDUR ?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang. Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur. Orang paling kejam di dunia pun jika ia tidur sudah tak akan tampak wajah bengisnya.
Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inlah rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.
Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm..kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena terpaan hidup yang keras. Oang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata-mata karena rasa kasih dan sayangnya itu sering kita salah artikan.
Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu : Ayah, Ibu , suami , istri, kakak, adik, anak, sahabat, semuanya. Rasakan sensasi yang timbul sesudahnya. Rasakan energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah lugu yang terlelap itu. Raskan getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang talah dilakukan orang-orang itu untuk kebagaiaan anda. Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.
Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. dan Ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkapkan segalanya. Tanpa kata, tanpa suara dia berkata : ” betapa lelahnya aku hari ini.” dan penyebab lelah itu ? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah suami yang bekerja keras mencari nafkah dan istri yang
bekerja mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.
renungan untuk kita semua…
Resapilah kenangan2 manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah2 mereka… Rasakan betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua… Bayangkan apa yang akan terjadi jika esok hari mereka ” orang2 terkasih itu ” tak membuka matanya, selamanya

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Powered by Blogger